Kamis, 26 November 2015
Panduan umum cara ternak ayam kampung
Panduan umum cara ternak ayam kampung
Sebagian
orang menganggap ternak ayam kampung sama dengan ayam buras. Padahal
ada perbedaan istilah antara ayam buras dan ayam kampung. Istilah ayam
buras digunakan untuk menyebut jenis ayam yang bukan ras, untuk
membedakannya dengan golongan ayam ras seperti ayam broiler ayam ras
petelur. Ayam kampung termasuk golongan ayam buras. Jenis-jenis ayam
buras lain diantaranya ayam bangkok, ayam pelung, ayam arab, ayam kedu,
ayam katai, ayam nunukan dan lain-lain.
Awalnya
ternak ayam kampung banyak dilakukan secara subsisten alias sebagai
sampingan saja. Ayam kampung dipelihara di pekarangan-pekarangan dengan
sistem umbaran, atau di lepas liarkan. Tujuan ternak ayam kampung untuk
diambil dagingnya karena produksi telurnya relatif rendah.
Seriring
meningkatnya permintaan ayam kampung baik daging maupun telurnya,
ternak ayam kampung kini banyak diusahakan secara semi intensif dan
intensif. Ternak ayam kampung pun tidak hanya diambil dagingnya,
melainkan banyak yang berorientasi pada telur.
Untuk
produksi telur, sebagian peternak lebih memilih jenis ayam buras
lainnya yang memiliki produktivitas lebih tinggi. Diantaranya jenis ayam
arab dan ayam pocin. Dimana karakteristik telurnya mirip dengan ayam
kampung. Sebagai perbandingan, produktivitas telur ternak ayam kampung
hanya mencapai 115 butir per tahun, sedangkan ayam arab bisa mencapai
225 butir telur per tahun.
Sistem ternak ayam kampung
Seperti
sudah disinggung sebelumnya, ada berbagai metode ternak ayam kampung.
Yaitu dengan sistem umbaran dan semi intensif. Metode ternak ini
menentukan tipe kandang yang harus disiapkan.
a. Sistem umbaran
Untuk
ternak ayam kampung sistem umbaran, tidak ada ketentuan bentuk kandang.
Oleh karena itu sering juga disebut kandang asalan. Hal terpenting
kandang tersebut bisa melindungi ayam dari dinginnya malam dan
tangan-tangan jahil. Payam sistem umbaran, ayam dibiarkan lepas liar.
Pada pagi hari ayam dilepaskan dan menjelang sore ayam dimasukkan dalam
kandang.
Sistem
umbaran ini cocok dilakukan di desa-desa yang masih huniannya masih
memiliki pekarangan luas. Dengan sistem umbaran, peternak lebih hemat
dalam memberikan pakan dan perawatan harian. Ayam biasanya mencari
tambahan pakan sendiri. Namun kelemahannya, produktivitas ternak ayam
kampung dengan sistem ini sangat rendah. Selain itu, ayam menjadi liar
bahkan sampai tidak mau masuk kandang dan tidur dengan bertengger di
pohon-pohon.
Perkawinan
pada ternak ayam kampung sistem umbaran terjadi secara alami seperti di
alam bebas. Biasanya betina yang bertelur akan mengerami telurnya
sendiri hingga menetas dan memelihara anak-anak mereka. Peternak hanya
perlu menyediakan tempat mengeram yang nyaman bagi induk betina.
b. Sistem semi intensif
Untuk
sistem semi intensif bisa digunakan kandang tipe pekarangan. Kandang
tipe ini berupa hamparan lahan yang sekelilingnya dipagari agar ayam
tidak bisa keluar dari lingkungan kandang. Dalam areal kandang
disediakan kandang terutup tempat ayam beristirahat atau berteduh dari
hujan.
Tipe
kandang pekarangan sebaiknya dibiarkan beralaskan tanah dan ditumbuhi
hijauan seperti rerumputan. Sesekali tanah bisa dicangkuli agar tidak
terlalu padat sehingga cacing tanah bisa tumbuh untuk pakan alami ayam.
Tipa kandang lain seperti tipe postal dan tipe baterai jarang digunakan
untuk ternak ayam kampung. Alasannya, karena biaya pembuatan dan
operasionalnya tidak sebanding dengan produktivitas ayam kampung.
Kecuali untuk beberapa jenis ayam buras lainnya seperti ayam arab, ayam
poncin, ayam nunukan dan ayam kampung unggul hasil silangan.
Perkawinan
pada sistem semi intensif, memanfaatkan kandang koloni. Kandang
berukuran luas 1×2 meter dengan tinggi 0.75-100 cm. Kandang sebesar ini
bisa dihuni oleh 6 induk betina dan 1 ekor jantan. Perkawinan bisa
terjadi dalam beberapa hari. Setelah induk betina dikawini pejantan,
dalam tempo tiga hari telur yang dihasilkan bisa dipastikan fertil atau
bisa menetas (tiga hari terhitung sejak kawin bukan masuk kandang).
Telur
yang dihasilkan dalam kandang koloni segera dikeluarkan dan diambil
untuk dierami oleh indukan lain. Atau bisa juga dierami unggas lain
seperti entog atau bebek. Atau bisa menggunakan inkubator. Bila indukan
betina dalam kandang koloni mengalami masa mengeram bisa dihilangkan
dengan diguyur atau direndamnya dalam air bersih.
Memelihara ayam kampung
Ayam
kampung merupakan ayam lokal asli. Konon ayam ini berasal dari ayam
hutan yang dijinakan. Jangan terkecoh dengan jenis-jenis ayam buras lain
seperti ayam katai dan ayam arab. Meskipun kini banyak dijumpai hasil
silangan ayam kampung untuk meningkatkan produktivitasnya. Kelebihan
ayam kampung mempunyai daya tahan yang cukup kuat terhadap penyakit.
Bibit ayam kampung bisa didapatkan dengan membeli dalam bentuk telur, Day Old Chicken (DOC),
atau indukan. Bila membeli dalam bentuk telur, pastikan mengetahui
asal-usul telur tersebut. Bila memilih bibit dari DOC, kenali ciri-ciri
yang baik antara lain tidak cacat, berdiri tegap, mata bersinar, pusar
terserap sempurna, dan bulu bersih.
Ternak
ayam kampung biasanya tidak membedakan antara ayam petelur dan ayam
pedaging. Produktivitas bertelur ayam kampung sangat rendah, sekitar 115
butir per tahun. Pertumbuhannya juga lambat, hingga umur 2 bulan ukuran
ayam masih sebesar kepalan tangan orang dewasa. Baru pada umur 8-12
bulan ayam kampung sudah siap untuk ukuran konsumsi.
Ada
anggapan keliru mengenai ayam kampung, yaitu ayam betina hanya bisa
bertelur apabila dikawini oleh pejantan. Pendapat itu keliru, karena
ayam kampung seperti juga ayam ras petelur dan unggas lainnya bisa
bertelur meski tidak dikawini. Ayam kampung juga bisa produktif asal
mendapatkan perlakuan dan pemberian pakan yang tepat. Telur yang
dihasilkan karena tidak dikawini infertil dan tidak akan menetas.Ayam
kampung sudah bisa bertelur setelah berumur 6 bulan.
Tidak
seperti ayam ras, betina ayam kampung mempunyai naluri yang tinggi
untuk mengerami telur dan memelihara anaknya. Saat periode mengerami dan
mengasuh anak, ayam betina menjadi agresif untuk melindungi anaknya.
Ada
hal yang harus dipantang dalam ternak ayam kampung asli, yakni jangan
mengurung ayam 24 jam dan jangan hanya memberikan pakan pabrikan saja.
Bila kedua hal tersebut dilakukan, siap-siap untuk merugi. Ayam kampung
asli yang dikurung 24 jam artinya harus diberikan pakan buatan secara
terus menerus. Alhasil, karena pertumbuhannya lambat, biaya pakan yang
dikeluarkan tidak akan menutupi ongkos produksi.
Jadi
bagaimana cara memelihara ayam kampung agar untung? Biarkan pekarangan
di dalam pagar beralaskan tanah ditumbuhi rerumputan. Lingkungan seperti
itu akan memberikan pakan alami bagi ayam. Hijauan akan tumbuh sebagai
pakan tambahan dan cacing tanah juga bisa memenuhi kebutuhan protein
ayam. Ada kebiasaan ayam memakan kerikil untuk membantu pencernaan di
dalam tembolok mereka. Pakan buatan diberikan tidak secara intensif,
hanya 2-3 kali saja sehari. Sisanya biarkan ayam mencarinya sendiri.
Pakan ayam kampung
Tidak
banyak pabrikan yang memproduksi pakan untuk ayam kampung, beberapa ada
pakan untuk ayam buras jenis lain seperti ayam arab, ayam poncin, ayam
kampung unggul. Bila pakan ayam ras diberikan untuk ternak ayam kampung
bisa dipastikan biaya produksinya terlalu mahal. Secara umum, kebutuhan
pakan untuk ternak ayam kampung adalah sebagai berikut:
Umur (minggu) | Kebutuhan pakan (gram/hari) |
1 | 7 |
2 | 19 |
3 | 34 |
4 | 47 |
5 | 58 |
6 | 66 |
7 | 72 |
8 (lebih) | 74 |
Untuk
menyiasati mahalnya pakan, peternak bisa meramu pakan buatan. Ayam
kampung membutuhkan pakan yang mengandung protein kasar 12% dan energi
sebesar 2500 kkal/kg. Berikut cara membuat pakan untuk ayam kampung:
- Pakan untuk ayam umur 0-2 bulan bisa menggunakan pakan ayam broiler. Untuk umur ayam 2-4 bulan bisa diberikan pakan broiler dicampur dengan dedak dan jagung dengan perbandingan 1:3:1.
- Untuk ayam dengan umur di atas 4 bulan, bisa diberikan campuran antara layer dan dedak atau jagung dengan perbandingan 1:2. Berikan pula hijauan sebanyak 20 % dari kebutuhan pakannya. Kebutuhan pakan sekitar 7-8 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari.
- Untuk ayam yang masuk periode bertelur, biasanya umur lebih dari 6 bulan, berikan pakan berupa campuran dari layer dan dedak dengan perbandingan 1:1. Dan tambahkan hijauan sebanyak 25% dari kebutuhan pakannya. Kebutuhan pakan untuk periode ini 85 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari.
- Bila tidak mau membeli pakan pabrikan, bisa dibuatkan pakan dari sumber alternatif. Berikut bahan-bahan yang bisa dijadikan pakan untuk ternak ayam kampung: talas (umbi dan daunnya), beras paling murah, dedak, tepung tulang atau cangkang keong. Cara membuatnya lihat tips di bawah.
- Sebagai pakan tambahan bisa dicarikan sisa-sisa makanan rumah tangga atau restoran atau sisa pengolahan pangan seperti ampas tahu.
- Pekarangan yang dibiarkan dan dirawat agar tumbuh hijauan juga membantu menyediakan pakan tambahan bagi ayam kampung.
Pemanenan dan penjualan
Berbeda
dengan ternak ayam ras, ternak yam kampung kebanyakan tidak fokus pada
telur atau daging saja. Melainkan dijalankan secara sekaligus baik
daging maupun telur. Jadi, penjualan ayam kampung juga tidak ketat pada
hari atau bulan ke sekian ayam harus dipanen. Peternak mempunyai
keleluasaan untuk menunggu harga terbaik.
Ayam
kampung bisa dikonsumsi setelah umur lebih dari 8 bulan. Bila harga
pada saat itu, tidak menarik peternak bisa menunggu hingga umur 12 bulan
atau lebih. Ayam bisa diarahkan untuk diambil telurnya saja. Kecuali
untuk telur, bila telur yang dihasilkan infertil harus tetap dijual
karena akan busuk. Namun bila telurnya fertil atau bisa menetas,
peternak bisa menunda menjualnya dan telur bisa terus dierami indukan
ayam dan ditetaskan.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar