Recent Posts

Kamis, 26 November 2015

Pemeliharaan Indukan Ayam Kampung Sebagai Penghasil Telur Tetas

www.sentralternak.com, Berbicara akan peluang bisnis dari komoditi ayam kampung rasanya tidak pernah habis dan selalu ada terobosan baru. Di antara macam bisnis yang bisa tercipta dari komoditi ini antara lain bisnis pengepul telur (telur tetas atau konsumsi), bisnis DOC (penetasan, suplayer, dan pembesaran), pengepul ayam siap potong, pakan, sampai jasa pemotongan ayam kampung. Itu semua tak lain karena karena komoditi ini masih menjadi primadona dan masih perlu adanya kajian lebih lanjut untuk pengembangannya.
Pada kesempatan kali ini kami menurunkan artikel dengan judul pemeliharaan indukan ayam kampung sebagai penghasil telur tetas karena kami melihat peluang ini belum digarap dengan maksimal. Banyak pembeli mesin tetas kami, para pengepul telur (konsumsi dan tetas) mengeluhkan akan susahnya untuk mendapatkan telur ayam kampung. Karena selama ini telur ayam kampung hanya dikumpulkan dari rumah ke rumah dan belum ada orang yang mengusahakan khusus secara besar-besaran. Padahal kalau dihitung-hitung masih lumayan untuk menambah pendapatan keluarga.
Permintaan DOC
Permintaan akan DOC ayam kampung semakin menunjukkan peningkatan. Ini dapat di cek pada produsen penghasil DOC ayam kampung baik yang bersifat skala kecil maupun skala besar. Sedangkan produksi dari DOC itu sendiri tetap konstan dan cenderung menurun seiring dengan persaingan pemanfaatan telur ayam kampung itu sendiri. Kita ketahui bersama bahwa telur tidak hanya berfungsi sebagai penghasil DOC akan tetapi juga bermanfaat sebagai campuran minum jamu, STMJ, bahan kue dan manfaat lainnya. Sehingga tak heran apabila ketersediaannya selalu habis
Melirik kembali usaha pemeliharaan induk ayam kampung sebagai penghasil telur tetas menurut kami tidak ada salahnya dan belum terlambat. Usaha ini mengingatkan kami sewaktu duduk di kelas 1 SLTP di mana kami sudah memulai untuk melakukan pemeliharaan indukan ayam kampung (kampung asli dan bangkok) dan hasilnya sungguh luar biasa untuk seorang anak yang baru berumur 13 tahunan. Tak salah kalau ada pepatah di dunia peternakan 7 butir telur sama dengan 1 ekor ayam, 7 ekor ayam sama dengan 1 ekor kambing, 7 ekor kambing = 1 ekor sapi dan 7 ekor sapi bisa naik haji. Slogan yang sederhana akan tetapi kalau kita mau merenungkannya akan dapat memberi motivasi kepada kita akan usaha ternak ini.
Hal yang sama juga diakui oleh para pengepul telur tetas, di mana mereka masih sulit untuk menambah jumlah barang dagangan mereka disebabkan tidak ada nya penambahan jumlah produksi dan malah cenderung turun dari waktu ke waktu. Hal ini tidak lain dikarenakan tidak adanya manajemen pemeliharaan dari para peternak di mana mereka kurang memikirkan ternak pengganti (replacement stock) sehingga kadang jumlah ayam kampung pada suatu saat akan mengalami penurunan karena terjadi penurunan jumlah populasi dikarenakan pemotongan di saat-saat tertentu seperti hari raya iedul fitri, tahun baru masehi, imlek, maulud nabi dan lainnya.
Pengadaan Bibit
Jenis ayam kampung yang bisa diusahakan sebagai penghasil telur adalah ayam kampung asli (ayam sayur, ayam buras, ayam berkeliaran dan sebutan lainnya), ayam nunukan, ayam kedu putih, ayam kedu hitam, ayam pelung dan jenis lainnya. Dari jenis tersebut produksi telur tertinggi (per tahun) secara berurutan adalah ayam kedu hitam, kedu putih, dan nunukan, pelung dan sayur.
Untuk memulai usaha ini bisa dimulai dengan membeli DOC dan melakukan seleksi sampai dengan ayam mulai bertelur, bisa juga dengan membeli ayam dara (sekitar umur 20 minggu), dan bisa juga membeli ayam yang sudah berproduksi (sekitar 7 bulan). Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan karenanya sebelum memulai usaha disarankan untuk menimbang-nimbang dan memperbanyak informasi sebelum memutuskan pilihan usaha.
Pemberian Pakan
Pakan untuk ayam kampung tidaklah sesulit kalau kita memelihara ayam broiler, layer, itik/bebek atau juga puyuh. Namun untuk mencapai produksi yang maksimal maka kita juga harus memperhatikan dan menjaga pakan pakan yang diberikan. Pakan untuk ayam kampung yang sudah berproduksi setidaknya mengandung protein 15% dan energi metabolis antara 2.800 – 2.900 kkal/kg. Dengan menggunakan komposisi campuran konsentrat ayam layer dengan dedak halus dengan perbandingan 1:4 sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam kampung yang sedang berproduksi. Sangat dianjurkan dalam pemeliharaan induk untuk memberikan hijauan yang dicacah/cincang kecil-kecil seperti tauge/kecambah, kangkung, bayam, selada air dan rumput-rumputan sebagai sumber vitamin dan mineral. Pemberian hijauan yang dianjurkan 0,75-1,5 kg/100 ekor.
Manajemen Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam kampung dewasa tidaklah sesulit memelihara ayam yang masih kecil. Mudahnya, cukup kita berikan pakan dan melakukan kontrol penyakit insyaallah ayam kampung sudah mampu berproduksi meskipun tidak menunjukkan produksi optimalnya. Pilihan dalam melakukan pemeliharaan bisa dengan ekstensif, semi intensif dan intensif. Kami tidak menganjurkan anda untuk melakukan pemeliharaan secara ekstensif karena sama artinya kita tidak mengubah cara beternak kita yang itu merupakan cara beternak dari zaman dulu. Maka tidak ada pilihan lain untuk yang benar-benar ingin sukses dalam beternak yaitu memilih sistem pemeliharaan secara semi intensif atau intensif dan semua kembali kepada kondisi masing-masing peternak. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh BPPT pada tahun 1993, pemeliharaan ayam kampung secara intensif memberikan keuntungan terbesar bagi peternak, namun apabila dilihat dari perbandingan keuntungan dan biaya usaha maka sistem pemeliharaan semi intensif menunjukkan angka tertinggi.
Langkah Selanjutnya
Setelah produksi berjalan maka sekarang kita dihadapkan pada dua pilihan dalam memasarkan telur tersebut yaitu pertama apakah kita langsung menjual telur kita begitu saja atau kedua telur itu kita tetaskan sendiri kemudian kita menjual dalam bentuk DOC ? beberapa pertimbangan berikut mungkin bisa membantu anda keluar dari masalah ini :
  1. Menjual dalam bentuk telur tidak ada resiko, artinya berapapun telur yang dihasilkan asal bentuk normal akan berubah menjadi uang dan tidak perlu menunggu dalam waktu yang lama
  2. Menjual dalam bentuk DOC memang nilai jualnya jauh lebih tinggi bahkan bisa jadi 3 kali lipat dari harga telur akan tetapi resiko dari gagal menetas, kualitas DOC, dan pemasaran DOC perlu untuk mendapat perhatian terlebih waktu yang diperlukan yaitu sekitar 3 minggu
Analisa Usaha Pemeliharaan Induk Ayam Kampung
Beberapa asumsi :
  1. Indukan yang dipelihara terdiri dari 100 ekor induk betina dengan 13 induk pejantan
  2. Biaya pembuatan kandang diabaikan karena bahan kandang cukup tersedia dan murah
  3. Tenaga kerja juga di abaikan karena sifat usaha ini adalah sampingan bukan usaha pokok
Biaya/modal usaha:
  1. Harga indukan betina Rp 35.000/ekor dan induk pejantan Rp 50.000/ekor, sehingga diperlukan modal untuk induk yaitu : Rp 35.000 x 100 ekor = Rp 3.500.000 dan induk jantan Rp 50.000 x 13 ekor = Rp 650.000. Total Rp 4.150.000
  2. Biaya pakan Rp 300/ekor/hari sehingga Rp 300 x 113 ekor x 365 hari = Rp 12.373.500
  3. Vaksinasi dan obat-obatan Rp 200/ekor sehingga total untuk semua Rp 200 x 113 ekor = Rp 22.600
  4. Tenaga kerja dan biaya pembuatan kandang diabaikan
  5. Total modal usaha Rp 16.546.100
Pendapatan usaha :
  1. Harga telur Rp 1.200/butir dan jumlah produksi telur 120 butir/ekor/tahun sehingga dalam satu tahun didapatkan hasil dari penjualan telur Rp 1.200 x 100 ekor x 120 butir = Rp 14.400.000
  2. Harga ayam babon Rp 40.000/ekor dan jago Rp 75.000/ekor sehingga didapatkan hasil dari penjualan indukan betina Rp 40.000 x 100 ekor = Rp 4.000.000 dan indukan jantan Rp 75.000 x 13 ekor = Rp 975.000 total menjadi = Rp 4.975.000
  3. Penjualan kotoran diperkirakan dalam satu tahun Rp 100.000
  4. Total pendapatan usaha Rp 19.475.000
Laba Usaha :
Di dapatkan dari pendapatan usaha dikurangi biaya usaha = Rp 19.475.000 – Rp 16.676.100 = Rp 2.928.900/tahun
Analisa Kelayakan Usaha
Return Cost Ratio (R/C)
Total penerimaan              Rp 19.475.000
R/C =  ———————– = ——————— = 1,177
Total biaya                    Rp 16.546.100
Dengan nilai R/C 1,17 berarti usaha ini dinilai layak untuk diusahakan. Setiap penambahan biaya Rp 1,- akan memperoleh penerimaan Rp 1,18,-
Pendapatan akan masih bisa bertambah apabila kita bisa menekan biaya pakan dan efisiensi pejantan dengan Inseminasi Buatan (IB). Semoga bermanfaat *(SPt)
Anda dapat mencopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan mencantumkan sumbernya : www.sentralternak.com
Layanan pemesanan DOC ayam kampung dan lainnya 081.555.640.540 (SMS tetap kami layani)

Pemeliharaan Indukan Ayam Kampung Sebagai Penghasil Telur Tetas

ayam Bangkok Masuk di Indonesia
Awal mulanya ayam Bangkok masuk di Indonesia berasal dari Kota Tuban, Jawa Timur. Ayam ini diperkenalkan pertama kali di Tanah Air. Tidak jelas  siapa yang pertama kali memperkenalkan ayam Bangkok asal Thailand ini. Namun yang pasti, hingga saat ini ayam Bangkok telah menyebar ke seluruh Indonesia dan begitu populer dikalangan pecinta ayam aduan.
Ayam Bangkok asal Thailand ini banyak dikawin silangkan dengan betina ayam lokal. Sehingga kebanyakan ayam Bangkok yang beredar di masyarakat adalah keturunan ayam Bangkok yang penampilannya tidak jauh berbeda dengan ayam Bangkok asli.
Menurut Wibisono berdasarkan corak dan warna bulunya ada 7 macam, yaitu :
  • Wiring. Cirinya warna dasar hitam dengan bulu rawis dan ekor berwarna kuning kemerahan.
  • Wangkas. Cirinya warna dasar hampir sama dengan rawisnya, yaitu kuning kemerahan.
  • Klawu. Cirinya Warna dasar abu-abu
  • Blorok. Cirinya warna dasar bulu totol-tolol dari kumpulan berbagai warna seperti hitam, merah, dan putih
  • Jragem. Cirinya Warna dasar bulu hitam
  • Jali. Cirinya Warna dasar bulu blirik yang merupakan campuran beberapa warna bergaris-garis kecil.
  • Putih . Cirinya warna dasar bulu putih

Ciri-Ciri Umum Ayam Bangkok Adalah :
  • Ukuran tubuh besar dan terlihat tegap berdiri hampir sekitar 90 derajat dan bagian dada terlihat gagah
  • Warna bulu beragam seperti yang sudah dijelaskan di atas
  • Mata terlihat cerah
  • Leher panjang
  • Jengger  berbentuk roes dan Pial pendek dan berwarna merah
  • Paruh panjang dan tebal berwarna kuning
  • Kaki terlihat bulat, kering, dan sisik rapih berwarna kuning
  • Bobot dewasa pejantan 2,5 hingga 4 Kg
Advertisement

ayam Bangkok Masuk di Indonesia

CARA MERAWAT ANAK AYAM YANG BARU MENETAS

Merawat anak ayam yang baru menetas bukanlah hal yang gampang. Karena anak ayam memerlukan pertumbuhan yang seimbang antara suplay makanan dan tempat perlindungan dari induknya yang selalu melindungi dari suhu atau udara yang dingin. Terkadang anak ayam yang dirawat bersama induknya juga mengalami pertumbuhan yang lambat walaupun

bersama induknya. Berarti hal tersebut dapat disimpulkan bahwa anak ayam juga memerlukan kebutuhan suplay pangan yang sehat dan bergisi. Selain itu merawat anak ayam juga bisa dilakukan dengan system perawatan disapih ( dipisahkan dari induknya dengan menggunakan penghangat buatan / induk buatan ). Yang dimaksud penghangat buatan yakni, anak ayam yang baru saja menetas langsung diangkat dari eraman sang induk lalu di tempatkan disebuah box atau kandang yang tertutup rapat dan disertai dengan lampu pijar atau lampu dop.
Kita bisa saja memilih salah satu alternatif perawatan tersebut untuk mengasuh anak ayam kesayangan kita yang kelak menjadi calon jawara yang kita miliki. Atau bisa saja kita menggunakan kedua alternatif perawatan tersebut. Jadi tergantung dari kita sendiri.  Tetapi menurut pengalaman kami yang sudah terbukti secara eksperiment, dari kedua alternative tersebut, perawatan disapih ( induk buatan ) terbukti lebih cepat dan akurat pertumbuhanx dibanding perawatan bersama sang induk aslinya. Karena perawatan disapih lebih mandiri dan tidak manja, sehingga rangsangan nafsuh makan akan timbul sendirinya. Selain itu fungsi dari lampu penghangat tersebut akan selalu menerangi anak ayam dimalam hari, sehingga calon jawara kita dapat terus makan dan makan walaupun tengah malam. Selain keuntungan tersebut, kita juga bisa mengejar target untuk menghasilkan keturunan calon jawara baru dengan menggunakan induk yang baru menetas tadi. Karena perawatannya tidak terlalu lama untuk disiapkan bersama sang pemacek / pajantan andalan kita.
Kesimpulan untuk merawat anak ayam yaitu :
1.      Sediakan kandang atau box untu anak ayam berumur sehari – 2bln dengan ukuran= P.120 cm x L.100 cm x T.70 cm untuk 10 ekor anak ayam maksimal 15 ekor anak ayam.
2.      Anak ayam yang baru menetas langsung dipisahkan dari induknya dan diberi lampu pijar atau dop sebagai pemanas ganti induknya.Pasang lampu pijar/dop 60 watt sampai anak ayam berumur 2 minggu setelah itu lampu diganti dengan 40 watt. Dan jangan lupa kandang diberi alas yang kering dan terasa hangat.
3.      Setelah anak ayam berumur satu minggu pemberian makan dan minumnya mulai digantung setinggi leher anak ayam agar ayamnya kelak mempunyai kuda-kuda kaki yang kokoh,akan kuat mendorong lawan dan akan membentuk body ayam yang sempurna sebagai petarung sejati. Semakin besar dan tinggi anak ayam diiringi juga dengan semakin dinaikkan/ditinggikan juga tempat makan dan minumnya.
4.      Sediakan makanan pokpan yang dicampur dengan susu bubuk putih sebagai tambahan gizi yang baik untuk postur tubuh dan tulang yang ideal pada nantinya. Lalu siapkan juga air minumnya yang dicampur dengan vitachik yang kaya akan vitamin.
Itulah sedikit saran dari saya yang turut berbagi pengalaman. kita mempunyai masing-masing cara atau metode pemeliharaan sendiri. Semoga bermanfaat untuk pembaca dan penghoby ayam sejati. Kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila kurang berkenan di hati saudara sekalian. Terimakasih. Salam KuKuRuYukkk…

MENJAGA KONDISI AYAM AGAR TETAP PRIMA

Untuk menjaga Kondisi Ayam agar tetap Prima, maka ayam harus rutin disuplay dengan bentuk - bentuk makanan dan vitamin yang baik untuk ayam.
Makanan/Vitamin Suplemen Makanan/Vitamin Suplemen biasanya diberikan di malam hari tepat sebelum ayam tidur di malam harinya, hal ini ditujukan agar seluruh kandungan gizi yang diberikan dapat terserap dengan baik pada ayam. Makanan dan vitamin suplemen yang diberikan rutin setiap harinya adalah sebagai berikut:
• Vitamin lengkap A,B Compex,C,D,E,K yang diberikan masing-masing 1 butir. Vitamin yang diberikan tidak perlu vitamin yang mahal, kami biasa memberikan vitamin keluaran IPI.
• 1/2 jempol gula merah yang dilunakkan dengan air (Untuk tambahan karbohidrat)
• 1/4 atau 1/2 buah Tomat. (Untuk menyegarkan dan membantu pencernaan ayam)
• 1 Butir telur puyuh bulat yang telah direbus. (Untuk tambahan protein). Untuk tipe ayam jalu pemberian telur puyuh rebus bisa diperjarang menjadi 2-3 hari sekali.
Suplemen yang diberikan 4-5 hari sekali (sebaiknya di malam setelah ayam memperoleh latihan jajal):
• 1 butir pil minyak ikan. (Untuk mempercepat pertumbuhan da

n memperkuat bulu)
• 1 butir pil kalq. (Untuk memperkuat tulangan)
• 1/4 jempol kunyit (Untuk membantu pencernaan dan menyehatkan perut ayam)

CARA MERAWAT ANAK AYAM YANG BARU MENETAS

peluang Bisnis Sampingan Beternak Ayam Kampung

ternak ayam kampungPeluang bisnis di bidang ternak sebagai bisnis sampingan sekarang ini memang masih terbuka lebar. Kebutuhan masyarakat akan makanan hewani beserta turunannya juga masih sangat tinggi dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu jenis hewan yang sampai dengan saat ini masih banyak dibutuhkan oleh masyarakat adalah ayam kampung.
Menjalankan bisnis sampingan di bidang ternak adalah bisnis yang paling mudah untuk dilakukan siapa saja termasuk para karyawan di sela-sela waktu luang setelah pulang bekerja. Selain mudah untuk dilakukan, bisnis sampingan bidang ternak ini juga merupakan peluang bisnis sampingan di rumah yang bisa dibidik oleh para pelajar, mahasiswa hingga ibu rumah tangga dalam jumlah atau skala tertentu.
Peluang bisnis sampingan beternak ayam kampung ini dikatakan mudah karena ternak ayam hanya membutuhkan perhatian pada saat memberi makan saja, yaitu di pagi dan sore hari. Ternak ayam di rumah tentu saja jumlahnya menyesuaikan dengan berapa luas area pekarangan rumah yang dimiliki di rumah. Jika Anda ingin memulai bisnis ternak ayam kampung di rumah sebagai bisnis sampingan maka berikut ini adalah tahapan-tahapan yang perlu Anda perhatikan.

Perencanaan

Hal pertama yang perlu diperhatikan sebelum memulai bisnis ternak adalah menentukan suatu perencanaan. Ketahuilah terlebih dahulu mengenaiilmu dasar budidaya ayam secara garis besar, karena setiap bisnis pasti mempunyai resiko tidak terkecuali ternak ayam. Resiko yang paling berat adalah resiko kematian yang terjadi secara mendadak, biasanya disebabkan oleh penyakit flu burung dan gumboro.
Jika ternak ayam Anda di area sekitar rumah dan berdekatan dengan pemukiman maka pastikan ayam-ayam Anda divaksinasi dan kandang juga harus disterilisasi secara rutin dengan disinfektan. Jika dirasa perlu, Anda juga bisa meminta penyuluhan kepada petugas peternakan mengenai budidaya ternak ayam kampung sehingga dengan mudah Anda dapat melakukan perencanaan peternakan secara teliti.

Penyediaan Kandang Ternak

Buatlah kandang ternak ayam kampung dengan ukuran 1 meter persegi dengan diisi 7 ekor ayam kampung, itu adalah ukuran yang optimal jika Anda ingin memelihara ayam kampung dengan sistem full kandang.
Kandang yang baik untuk memelihara ayam kampung adalah model ren atau postal dimana kandang tidak perlu dilapisi oleh litter, karena pemeliharaan ayam kampung lebih lama jika dibandingkan dengan ayam broiler.
Kandang model ren adalah kandang ayam dengan sebagian kandang diberi atap dan sebagiannya lagi dibiarkan terbuka. Bagian kandang yang tertutup itulah yang biasa digunakan oleh ayam kampung berteduh dan tidur dan bagian yang terbuka digunakan untuk makan dan bermain.

Pembelian Bibit Ayam

Bibit ayam adalah anak ayam yang berumur sekitar 1 sampai 7 hari yang biasa disebut juga dengan DOC (Day Old Chick). Untuk budidaya ayam kampung, sebaiknya jangan membeli bibit ayam yang masih DOC tetapi belilah bibit ayam yang sudah dalam keadaan dara karena perawatannya jauh lebih mudah dibandingkan dengan DOC. Dimana untuk bibit ayam yang masih DOC itu harus diberi pakan khusus, harus divaksinasi dan harus dihangatkan.
Selanjutnya, hal yang perlu diperhatikan para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnis sampingan beternak ayam kampung ini adalah pemeliharaan, kesehataan, penanganan saat panen dan pasca panen.
Nah, itulah beberapa tahapan yang penting untuk pelaku bisnis perhatikan dalam membudidayakan ternak ayam kampung. Semoga ide bisnis ini dapat Anda jadikan sebagai peluang bisnis yang bisa mendatangkan keuntungan besar bagi Anda. Selamat mencoba dan Salam sukses!

peluang Bisnis Sampingan Beternak Ayam Kampung

 

Panduan praktis cara memelihara ayam kampung pedaging

Panduan praktis cara ternak ayam kampung pedaging
Kebanyakan orang memelihara ayam kampung hanya sebatas memelihara saja tanpa memperhatikan aspek-aspek keuntungan yang akan didapat dari hasil beternak ayam kampung, dan kadangkala tidak tahu cara memeilha ayam kampung yang baik, nah kali ini penulis share cara memeilhara ayam kampung pedaging agar ternaknya tumbuh sehat dan menghasilkan uang. Artikelnya saya  kutip dari  sentralternak.com.
mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif  ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Bibit

Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.

2. Pakan

Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.

Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
  • 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
  • 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
  • 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
  • 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
  • 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
  • 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
  • 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
  • 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu

Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.

3. Perkandangan

Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.

Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.

Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.

Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.

Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.

4. Manajemen Pemeliharaan

Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
  1. Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
  2. Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
  3. Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat

Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.

5. Pengendalian Penyakit

Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :

Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
Melakukan vaksinasi secara teratur
Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
Manajemen pemeliharaan yang baik
Kontrol terhadap binatang lain

Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :

a. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada

b. Gumboro (gumboro disease)
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada

c. Penyakit cacing ayam (worm disease)
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya

d. Berak kapur (Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn  atau lainnya

e. Berak darah (Coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya

6. Pasca Panen dan Pemasaran

Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup berkisar antara Rp 19.000 - Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.

7. Pengelolaan Produksi

Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu. Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi perlu diingat juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.

Mudah-mudahan uraian di atas dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak dan menjadikan cara beternak kita lebih baik. Saran dan kritik selalu kami nantikan untuk kemajuan kita bersama. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita bersama.
(sumber: sentralternak.com)

Panduan praktis cara memelihara ayam kampung pedaging

 

Panduan umum cara ternak ayam kampung

Sebagian orang menganggap ternak ayam kampung sama dengan ayam buras. Padahal ada perbedaan istilah antara ayam buras dan ayam kampung. Istilah ayam buras digunakan untuk menyebut jenis ayam yang bukan ras, untuk membedakannya dengan golongan ayam ras seperti ayam broiler ayam ras petelur. Ayam kampung termasuk golongan ayam buras. Jenis-jenis ayam buras lain diantaranya ayam bangkok, ayam pelung, ayam arab, ayam kedu, ayam katai, ayam nunukan dan lain-lain.
Awalnya ternak ayam kampung banyak dilakukan secara subsisten alias sebagai sampingan saja. Ayam kampung dipelihara di pekarangan-pekarangan dengan sistem umbaran, atau di lepas liarkan. Tujuan ternak ayam kampung untuk diambil dagingnya karena produksi telurnya relatif rendah.
Seriring meningkatnya permintaan ayam kampung baik daging maupun telurnya, ternak ayam kampung kini banyak diusahakan secara semi intensif dan intensif. Ternak ayam kampung pun tidak hanya diambil dagingnya, melainkan banyak yang berorientasi pada telur.
Untuk produksi telur, sebagian peternak lebih memilih jenis ayam buras lainnya yang memiliki produktivitas lebih tinggi. Diantaranya jenis ayam arab dan ayam pocin. Dimana karakteristik telurnya mirip dengan ayam kampung. Sebagai perbandingan, produktivitas telur ternak ayam kampung hanya mencapai 115 butir per tahun, sedangkan ayam arab bisa mencapai 225 butir telur per tahun.

Sistem ternak ayam kampung

Seperti sudah disinggung sebelumnya, ada berbagai metode ternak ayam kampung. Yaitu dengan sistem umbaran dan semi intensif. Metode ternak ini menentukan tipe kandang yang harus disiapkan.

a. Sistem umbaran

Untuk ternak ayam kampung sistem umbaran, tidak ada ketentuan bentuk kandang. Oleh karena itu sering juga disebut kandang asalan. Hal terpenting kandang tersebut bisa melindungi ayam dari dinginnya malam dan tangan-tangan jahil. Payam sistem umbaran, ayam dibiarkan lepas liar. Pada pagi hari ayam dilepaskan dan menjelang sore ayam dimasukkan dalam kandang.
Sistem umbaran ini cocok dilakukan di desa-desa yang masih huniannya masih memiliki pekarangan luas. Dengan sistem umbaran, peternak lebih hemat dalam memberikan pakan dan perawatan harian. Ayam biasanya mencari tambahan pakan sendiri. Namun kelemahannya, produktivitas ternak ayam kampung dengan sistem ini sangat rendah. Selain itu, ayam menjadi liar bahkan sampai tidak mau masuk kandang dan tidur dengan bertengger di pohon-pohon.
Perkawinan pada ternak ayam kampung sistem umbaran terjadi secara alami seperti di alam bebas. Biasanya betina yang bertelur akan mengerami telurnya sendiri hingga menetas dan memelihara anak-anak mereka. Peternak hanya perlu menyediakan tempat mengeram yang nyaman bagi induk betina.
Panduan umum cara ternak ayam kampung
Dengan sistem umbaran, ayam tidak terkontrol dan lepas sekekendaknya.

b. Sistem semi intensif

Untuk sistem semi intensif bisa digunakan kandang tipe pekarangan. Kandang tipe ini berupa hamparan lahan yang sekelilingnya dipagari agar ayam tidak bisa keluar dari lingkungan kandang. Dalam areal kandang disediakan kandang terutup tempat ayam beristirahat atau berteduh dari hujan.
Tipe kandang pekarangan sebaiknya dibiarkan beralaskan tanah dan ditumbuhi hijauan seperti rerumputan. Sesekali tanah bisa dicangkuli agar tidak terlalu padat sehingga cacing tanah bisa tumbuh untuk pakan alami ayam. Tipa kandang lain seperti tipe postal dan tipe baterai jarang digunakan untuk ternak ayam kampung. Alasannya, karena biaya pembuatan dan operasionalnya tidak sebanding dengan produktivitas ayam kampung. Kecuali untuk beberapa jenis ayam buras lainnya seperti ayam arab, ayam poncin, ayam nunukan dan ayam kampung unggul hasil silangan.
Perkawinan pada sistem semi intensif, memanfaatkan kandang koloni. Kandang berukuran luas 1×2 meter dengan tinggi 0.75-100 cm. Kandang sebesar ini bisa dihuni oleh 6 induk betina dan 1 ekor jantan. Perkawinan bisa terjadi dalam beberapa hari. Setelah induk betina dikawini pejantan, dalam tempo tiga hari telur yang dihasilkan bisa dipastikan fertil atau bisa menetas (tiga hari terhitung sejak kawin bukan masuk kandang).
Telur yang dihasilkan dalam kandang koloni segera dikeluarkan dan diambil untuk dierami oleh indukan lain. Atau bisa juga dierami unggas lain seperti entog atau bebek. Atau bisa menggunakan inkubator. Bila indukan betina dalam kandang koloni mengalami masa mengeram bisa dihilangkan dengan diguyur atau direndamnya dalam air bersih.

Memelihara ayam kampung

Ayam kampung merupakan ayam lokal asli. Konon ayam ini berasal dari ayam hutan yang dijinakan. Jangan terkecoh dengan jenis-jenis ayam buras lain seperti ayam katai dan ayam arab. Meskipun kini banyak dijumpai hasil silangan ayam kampung untuk meningkatkan produktivitasnya. Kelebihan ayam kampung mempunyai daya tahan yang cukup kuat terhadap penyakit.
Bibit ayam kampung bisa didapatkan dengan membeli dalam bentuk telur, Day Old Chicken (DOC), atau indukan. Bila membeli dalam bentuk telur, pastikan mengetahui asal-usul telur tersebut. Bila memilih bibit dari DOC, kenali ciri-ciri yang baik antara lain tidak cacat, berdiri tegap, mata bersinar, pusar terserap sempurna, dan bulu bersih.
Ternak ayam kampung biasanya tidak membedakan antara ayam petelur dan ayam pedaging. Produktivitas bertelur ayam kampung sangat rendah, sekitar 115 butir per tahun. Pertumbuhannya juga lambat, hingga umur 2 bulan ukuran ayam masih sebesar kepalan tangan orang dewasa. Baru pada umur 8-12 bulan ayam kampung sudah siap untuk ukuran konsumsi.
Ada anggapan keliru mengenai ayam kampung, yaitu ayam betina hanya bisa bertelur apabila dikawini oleh pejantan. Pendapat itu keliru, karena ayam kampung seperti juga ayam ras petelur dan unggas lainnya bisa bertelur meski tidak dikawini. Ayam kampung juga bisa produktif asal mendapatkan perlakuan dan pemberian pakan yang tepat. Telur yang dihasilkan karena tidak dikawini infertil dan tidak akan menetas.Ayam kampung sudah bisa bertelur setelah berumur 6 bulan.
Tidak seperti ayam ras, betina ayam kampung mempunyai naluri yang tinggi untuk mengerami telur dan memelihara anaknya. Saat periode mengerami dan mengasuh anak, ayam betina menjadi agresif untuk melindungi anaknya.
Panduan umum cara ternak ayam kampungAda hal yang harus dipantang dalam ternak ayam kampung asli, yakni jangan mengurung ayam 24 jam dan jangan hanya memberikan pakan pabrikan saja. Bila kedua hal tersebut dilakukan, siap-siap untuk merugi. Ayam kampung asli yang dikurung 24 jam artinya harus diberikan pakan buatan secara terus menerus. Alhasil, karena pertumbuhannya lambat, biaya pakan yang dikeluarkan tidak akan menutupi ongkos produksi.
Jadi bagaimana cara memelihara ayam kampung agar untung? Biarkan pekarangan di dalam pagar beralaskan tanah ditumbuhi rerumputan. Lingkungan seperti itu akan memberikan pakan alami bagi ayam. Hijauan akan tumbuh sebagai pakan tambahan dan cacing tanah juga bisa memenuhi kebutuhan protein ayam. Ada kebiasaan ayam memakan kerikil untuk membantu pencernaan di dalam tembolok mereka. Pakan buatan diberikan tidak secara intensif, hanya 2-3 kali saja sehari. Sisanya biarkan ayam mencarinya sendiri.

Pakan ayam kampung

Tidak banyak pabrikan yang memproduksi pakan untuk ayam kampung, beberapa ada pakan untuk ayam buras jenis lain seperti ayam arab, ayam poncin, ayam kampung unggul. Bila pakan ayam ras diberikan untuk ternak ayam kampung bisa dipastikan biaya produksinya terlalu mahal. Secara umum, kebutuhan pakan untuk ternak ayam kampung adalah sebagai berikut:
Umur (minggu)Kebutuhan pakan (gram/hari)
17
219
334
447
558
666
772
8 (lebih)74
Untuk menyiasati mahalnya pakan, peternak bisa meramu pakan buatan. Ayam kampung membutuhkan pakan yang mengandung protein kasar 12% dan energi sebesar 2500 kkal/kg. Berikut cara membuat pakan untuk ayam kampung:
  • Pakan untuk ayam umur 0-2 bulan bisa menggunakan pakan ayam broiler. Untuk umur ayam 2-4 bulan bisa diberikan pakan broiler dicampur dengan dedak dan jagung dengan perbandingan 1:3:1.
  • Untuk ayam dengan umur di atas 4 bulan, bisa diberikan campuran antara layer dan dedak atau jagung dengan perbandingan 1:2. Berikan pula hijauan sebanyak 20 % dari kebutuhan pakannya. Kebutuhan pakan sekitar 7-8 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari.
  • Untuk ayam yang masuk periode bertelur, biasanya umur lebih dari 6 bulan, berikan pakan berupa campuran dari layer dan dedak dengan perbandingan 1:1. Dan tambahkan hijauan sebanyak 25% dari kebutuhan pakannya. Kebutuhan pakan untuk periode ini 85 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari.
  • Bila tidak mau membeli pakan pabrikan, bisa dibuatkan pakan dari sumber alternatif. Berikut bahan-bahan yang bisa dijadikan pakan untuk ternak ayam kampung: talas (umbi dan daunnya), beras paling murah, dedak, tepung tulang atau cangkang keong. Cara membuatnya lihat tips di bawah.
  • Sebagai pakan tambahan bisa dicarikan sisa-sisa makanan rumah tangga atau restoran atau sisa pengolahan pangan seperti ampas tahu.
  • Pekarangan yang dibiarkan dan dirawat agar tumbuh hijauan juga membantu menyediakan pakan tambahan bagi ayam kampung.

Pemanenan dan penjualan

Berbeda dengan ternak ayam ras, ternak yam kampung kebanyakan tidak fokus pada telur atau daging saja. Melainkan dijalankan secara sekaligus baik daging maupun telur. Jadi, penjualan ayam kampung juga tidak ketat pada hari atau bulan ke sekian ayam harus dipanen. Peternak mempunyai keleluasaan untuk menunggu harga terbaik.
Ayam kampung bisa dikonsumsi setelah umur lebih dari 8 bulan. Bila harga pada saat itu, tidak menarik peternak bisa menunggu hingga umur 12 bulan atau lebih. Ayam bisa diarahkan untuk diambil telurnya saja. Kecuali untuk telur, bila telur yang dihasilkan infertil harus tetap dijual karena akan busuk. Namun bila telurnya fertil atau bisa menetas, peternak bisa menunda menjualnya dan telur bisa terus dierami indukan ayam dan ditetaskan.

Panduan umum cara ternak ayam kampung


Beternak Ayam Tanpa Kotor dan Bau